
Hujan tak lagi datang satu-satu, ia mengguyur seperti ingin menenggelamkan segalanya termasuk mimpi-mimpi yang kupikul sejak muda.
Sedih tak sempat kutulis, kecewa tak sempat kusebut,
aku hanya tahu: pagi tetap harus dibuka, meski malam belum selesai.
Langkah ini mungkin tertatih, tapi matamu mata kecil yang memanggilku “Ayah” adalah alasan yang tak bisa kutinggalkan.
Aku berdiri bukan karena kuat,
tapi karena ada yang harus kupeluk lebih dulu sebelum aku runtuh.
Cirebon, 4 Juni 2025 – Edy Susanto